Inflasi di Lampung Oktober 2023, 4 Komoditas Ini Penyebabnya
lampung.jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung pada Oktober lebih rendah jika dibandingkan September 2023.
Bank Indonesia (BI) Lampung mencatat dua wilayah itu hanya mengalami inflasi 0,30 persen (mtm). Namun, angka itu lebih tinggi dari rata-rata inflasi Oktober pada 3 tahun terakhir yang tercatat mengalami deflasi 0,05 persen (mtm).
Kepala BI Lampung Budiyono mengatakan inflasi pada Oktober 2023 didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas.
Komoditas itu di antaranya, cabai rawit, cabai merah, bensin, beras, dan jeruk dengan andil masing-masing sebesar 0,096 persen, 0,083 persen, 0,051 persen, 0,036 persen, dan 0,030 persen.
Menurutnya, kenaikan harga komoditas hortikultura dan tanaman pangan menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2023.
Kenaikan harga aneka cabai terutama disebabkan oleh penurunan pasokan di kabupaten sentra produksi, yaitu Lampung Selatan, yang diiringi penurunan kualitas cabai akibat kondisi El Nino.
Kemudian untuk kenaikan harga bensin sejalan dengan penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh pemerintah pada 1 Oktober 2023.
"Kenaikan harga aneka cabai di Lampung juga dipengaruhi lonjakan harga cabai rawit dari Sukabumi, selaku salah satu pemasok utama cabai untuk Provinsi Lampung, yang telah mencapai Rp 80.000 per kilogram," kata dia, melalui keterangan tertulis, Kamis (2/11).
Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung pada Oktober lebih rendah jika dibandingkan September 2023.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Lampung di Google News